
beritautama.co.id – Screening dan Diskusi Film ILUNI UI Movie Award Competition (IMAC) hadir di Red Room, Gedung Latta Mahosadhi, Denpasar, Bali, Kamis, (21/11/2024).
Festival Director IMAC 2025, Zafira mengungkapkan IMAC merupakan sebuah ajang festival film pendek yang didedikasikan untuk sineas muda Indonesia membawa tema Green Diffraction.
“Sesuai dengan tema, pesan yang ingin diangkat adalah mengajak masyarakat luas untuk menyebarkan pesan penghijauan, demi mendorong kesadaran akan pembangunan berkelanjutan,” ungkap Zafira.
Festival ini, katanya lagi, menjadi ajang bisa saling menghargai perspektif dan mempertemukan para kreator.
“Sebagai bagian dari rangkaian perayaan Hari Film Nasional, IMAC 2025 tidak hanya menjadi panggung bagi sineas muda berbakat tetapi juga platform untuk berdiskusi mengenai isu-isu penting melalui medium film,” katanya.
Kegiatan ini mencakup pemutaran film, diskusi, dan promosi program-program inovatif yang diusung oleh IMAC.
Sesi screening film hari ini memutar karya-karya sineas muda berbakat seperti Laut Masih Memakan Daratan (Fiksi), Ojek Lusi (Dokumenter), Unbalanced Corner, Unfinished Book (Fiksi), Mother of The Sea (Dokumenter), Kala Rau When the Sun Got Eaten (Fiksi).
Screening kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama Yosep Anggi Noen yang berbicara tentang peran film sebagai alat komunikasi sosial.
“Film merupakan medium ekspresi dan mengutarakan kegelisahan atas isu tertentu,” ujar Yosep.
Ia juga menambahkan hal penting dalam membuat film, yaitu pentingnya wawasan dan riset dalam penulisan cerita yang membantu dalam proses pengembangan maupun penulisan cerita film pendek.
Terkait isu sosial dan lingkungan, Yosep menceritakan pengalamannya membawa isu-isu sosial ke dalam karyanya.
Tak hanya diskusi, peserta juga diperkenalkan pada berbagai inisiatif seperti IMAC Film Camp, kompetisi film pendek, dan roadshow yang akan dilakukan di berbagai kota Indonesia.
IMAC 2025 membawa misi untuk menginspirasi generasi muda, terutama pelajar dan mahasiswa, dalam memahami proses pembuatan film pendek serta pentingnya menyuarakan isu sosial melalui seni visual.***